Inilah Penyebab Makanan di Pesawat Berasa Hambar

makanan di pesawat
Udara yang kering didalam kabin pesawat setelah di atas awan secara berangsur mengurangi kemampuan hidung kita menghirup aroma makanan.

Semua makanan yang dihidangkan didalam pesawat adalah sebenarnya enak tapi aneh setelah pesawat berada pada ketinggian 30-35 ribu kaki semua makanan itu menjadi hambar atau tidak enak.

Hal itu memang sering Aku alami dan ternyata ada beberapa penyebabnya, yakni  tekanan udara yang rendah dalam kabin pada ketinggian diatas 30-35 ribu dan bising yang memicu indera perasa dan penciuman menurun drastis atau hilang.

Jadi permasalahan makanan enak menjadi tawar setelah diatas awan yang hidangkan oleh pramugari cantik bukanlah kesalahan pihak katering atau maskapai penerbangan yang bersangkutan, tapi indera perasa kita telah hilang. 

Kuncup lidah dan indera pencium merupakan dua hal pertama yang hilang pada ketinggian 30.000 kaki. Demikian dikatakan Russ Brown, direktur In-Flight Dining & Retail at American Airlines.

"Makanan dan minuman benar-benar berasa berbeda di udara bila dibandingkan ketika di darat," kata Charles Spence, profesor psikologi eksperimental di Universitas Oxford.

"Ada beberapa alasan: kelembaban berkurang, tekanan udara rendah, dan latar belakang suara bising," ujar dia.

"Makanan pesawat yang terbaik biasanya ada di Asia, dengan sajian semur atau karinya. 

Masakan ini juga cukup murah, sayangnya tidak selalu sesuai dengan lidah orang Barat sehingga tak bisa disajikan dalam penerbangan Eropa atau Amerika," jelas Jay.

Maskapai-maskapai kelas dunia tampaknya menyadari bahwa makanan yang disajikan dalam penerbangan tidak bisa maksimal kelezatannya. Untuk itu, mereka merekrut koki-koki terkenal agar bisa mengatasi masalah tersebut.  

Sebagai contoh, Virgin Air, yang mempekerjakan koki selebriti Luke Mangan; Singapore Airlines dengan koki asal Milan, Carlo Cracco; dan British Airways dengan Chef Heston Blumenthal yang terkenal. 

Menurut studi maskapai Jerman Lufthansa pada 2010, sebelum lepas landas pun kelembapan di kabin menurun hingga sekitar 12%. 

Saat berada di atas awan mengubah tekanan udara dan akhirnya berefek pada sensitivitas indra pengecap kita.

Makanya, persepsi kita akan rasa asin dan manis turun sampai 30% saat pesawat mengudara. 

Jika Anda menyantap makanan yang sama pada ketinggian setara permukaan laut, Anda akan terkejut menyadari betapa banyak bumbu yang diberikan dalam hidangan tersebut.

Tekanan kabin menyebabkan membran lendir kita membengkak, menghambat saluran pernafasan. Sama saja seperti saat hidung kita tersumbat, kita merasa makanan jadi kurang sedap. 

Selain itu, tekanan kabin juga mengurangi kemampuan molekul bau menguap dan masuk ke hidung.

Hal yang sama juga terjadi di ruang angkasa. Kebisingan yang ada di sekitar yang menjadi kunci utama. Karena itu NASA menyediakan bagi para astronotnya berbagai makanan yang rasanya telah diperkuat.


Comments